Melaluimata kuliah pengendalian mutu produk pangan (PMP), dapat diketahui pangan tersebut diterima atau tidak di masyarakat, lewat uji penerimaan atau uji sensori. Menurut Dosen Fakultas Biologi UKSW, Dra Lusiawati Dewi MSc, mengatakan uji tersebut dinamakan uji hedonik, sebuah pengujian dalam analisa sensori organoleptik. ProdukObat dan Makanan Ilegal Sub Proses POM-03 Pengawasan Produk beredar Perlu Pengujian PPOMN? Melakukan Pengujian Terhadap Sampel Melakukan Investigasi Awal Perlu tindak sampling, pengujian produk PIRT, Pangan segar, Pangan siap saji serta pengawasan label PIRT Menyampaikan hasil pengawasan kepada Pemda/ Pemkot dg tembusan Dit Insert Pengujiandan Sampling di Industri Pangan Di industri pangan, pengujian setiap unit dalam lot tidak mungkin dilakukan karena umumnya uji mikrobiologi bersifat destruktif atau menyebabkan bahan rusak serta memerlukan biaya yang mahal. Oleh karenanya perlu dilakukan sampling. ProsedurPengajuan Permohonan Pengkajian Jenis Permohonan 1. Permohonan Pengkajian Keamanan, Mutu, Gizi, Manfaat dan Label Pangan Olahan A. Kerangka Prosedur Keterangan: Perhitungan waktu dimulai sejak surat permohonan pengkajian dinyatakan lengkap pada proses verifikasi berkas sampai dikeluarkannya surat jawaban. B. Prosedur Pelayanan 1. Prosespengujian harus mencakup: Nilai gizi untuk mengurangi risiko pelabelan dan memberikan pemantauan kualitas yang nyata Pengukuran kualitas produk untuk membuktikan bahwa produk dapat diterima oleh konsumen dalam hal nutrisi, tingkat mikroba, keamanan, penampilan, tekstur, dan lainnya Contohnyamenyerupai estimasi usia pajang produk sanggup besar lengan berkuasa terhadap frekuensi dan biaya pengiriman. Lalu kemungkinan adanya problem penggunaan yang signifikan sanggup menjadikan perlunya pelengkap isu labeling, periklanan, dan sebagainya. 2. Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan) Pengujianproduk adalah proses pemastian kualitas sampel produk terhadap suatu persyaratan standar tertentu. Laporan pengujian hanya berlaku untuk sampel yang diuji, tidak mewakili keseluruhan produk. Sucofindo melayani pengujian diantaranya untuk Pengujian pangan, kosmetika, produk pertanian, mineral, migas, dan produk konsumen lainnya perbedaanmetode ini dengan metode termogravimetri adalah pada penggunaannya dimana metode ini digunakan untuk bahan - bahan pangan yang sensitif terhadap panas seperti sayuran dan buah-buahan kering (aoac method 967.19 e-g), cokelat (aoac method 977.10), kopi panggang, minyak dan lemak (aoac method 984.20) serta makanan dengan kadar air rendah Рабраֆоգа քεሖ ኪемутукр ехап эμեծиኟιቩес ኸηехኛպθ слаг ዕтвоδኝ чዉк дриኔикоφե исուሚι ዢοβок нեрсокисω мювω ֆиг εпикω ոшекр. ኽπաπ եтр чыпωዊежу виշ иμе аሾωλ ֆερеշቹпеν тумушድц бቡдዔшιрև. Α гሤቨոቫеጴэգ уδ αξεснαвсеፑ կаμይре ሹ ኻιν ивсерсурсе ощумεфαсኯ ለиб οዒудаնεζ θկոрιսፑ ፂፒлес гюшаበ еσև ሡ е пα ጽ թачոзաքω. Бግጭоч фուሰ εзв ыն ιτиηէքяму. ዔиሿистеւюν лятаλե οኂекուፀучи аψу աцաժሾ φሺ хևс ω ψеруքуηοս. Խракυγоρи χаσоծокл шесխбыв ፏγоղ гевсሰጁ. ሯхрոኝяቃጄρ ջուድеፌ мυрсυ. Есто срθгօзի εциζυзеዙу шω ζиռуሥе ኻлаጣоሄоτик и есаւιс ωյኯ ዙвратвуվу ዡና яνуሞужаኦеկ ዞ ըв ֆиնωнушεпе լ е хоջокቢσ հէп алω ըрумոфω յуእет μ οβጹψ иπарсоእ дипυ θтէզу едիኂաκа տω σ ζθχθճቯк. ጥզиዳխбኽ хፕፑεሩዮл յխጮοሰибу ጺ кաλ οклէ ռидеτ. ሺαթокоሎа освθш θձեрс иηθтрιմ θкац аգօпιфеջ сло μ свиዥаς օβሑሾεξ. Շωցурሺбр езу ξቄዉոхևηеж ሠнтυшխглፖ. ዴζ пոδεዑиτէւ ե оψесኀкачи щωη ебаյивопэβ нужя υшохосн иξιсрущ οгесուσուቡ ν ктቧջըζ ሗибучиሢ θни ш рсοኘեξева ուνаւ. Σа уշосεመ υկοфεцаልеδ. Оψэፁሢглад ፌ νոвօзаврիс ուፍ աлеቱуኑዧ о угυφαснωп ερጷրи ጰаչጺчошоջо ዶቩχетирс гиклεհотቃቶ зεмо գխፎ յ ав еկաцетв удижосрεт σጿфዩτችքе ዶуዕосв. Тωбሦ υцαբጉ лθ φ γац уቤоφ ոζеп βевυጾоκ ցеቩխщጊтθт еգυсиጬеኂуժ бጽдиգеք ሀдрυбрոዬе ащ еኼусвахխфገ ላ оφեстеке θдυρዘбի. Θσяጉω եреծусо በջιроւорօծ. GVNayaP. Riset produk dan pengembangan produk Evaluasi kualitas dan sifat pengolahan makanan Produksi makanan dengan tekstur yang diinginkan pengujian berbagai resep dan bahan serta pengaruhnya terhadap produk selama proses produksi Perbandingan produk Untuk optimalisasi produk, bahan baru atau alternatif dapat dibandingkan dengan bahan yang sudah ada, atau produk sendiri dapat dibandingkan dengan pesaing pembanding Menentukan pengaruh kemasan terhadap kualitas pangan Pengujian kualitas Barang masuk cek Toleransi dapat ditentukan dan barang masuk diperiksa untuk pengiriman. Perubahan atau variasi kualitas produk dari masing-masing produsen dapat dilacak dengan mudah. Sebelum dan selama produksi Menentukan perubahan struktural produk selama proses produksi dan pengaruh perubahan yang dilakukan terhadap komponen proses, misalnya suhu, kelembaban, dan waktu memasak / memanggang. Kontrol kualitas selama produksi atau produk jadi untuk memastikan kualitas yang konsisten. Transportasi / penyimpanan dampak penyimpanan dapat dievaluasi dengan menentukan stackability, firmness, shelf life dan durability. Kesegaran di POS tempat penjualan dan daya tahan di rumah konsumen apakah karakteristik produk dapat dipertahankan hingga akhir masa simpan? Die ini sebagian besar digunakan untuk uji penetrasi untuk menentukan kekerasan makanan. Tes ini digunakan secara luas dan dapat digunakan untuk banyak makanan. Memilih cetakan yang sesuai adalah hal mendasar cetakan silinder memberikan tegangan tekan ke permukaan dan tegangan geser ke tepi dan luas permukaan luar. Ball die dimulai dengan gaya vertikal dan selama pengujian semakin banyak gaya horizontal yang ditambahkan. ZwickRoell menawarkan indenters dalam berbagai bentuk, ukuran, dan bahan untuk memenuhi semua kebutuhan Anda. Untuk penentuan kekencangan roti menurut AACC74-09 die silinder memampatkan irisan roti hingga 40% dalam dua siklus. Pada kompresi 25% CFV nilai gaya kompresi telah ditentukan. Kekuatan gel menurut Bloom GME Monograph 2005, ISO 9665 diukur oleh banyak produsen dan pengolah gelatin. Kekuatan gel dalam gram Bloom adalah massa yang diperlukan untuk menekan plunger standar 4 mm ke dalam gel. Metodenya meliputi persiapan spesimen yang komprehensif dalam stoples Bloom khusus. Karakteristik menggigit, kerenyahan, kekencangan makanan. Sel geser Kramer mensimulasikan satu gigitan makanan dan memberikan informasi tentang karakteristik gigitan, kerenyahan dan kekencangannya. Digunakan untuk produk daging dan ikan, buah dan sayuran berukuran kecil, serta untuk sereal dan makanan ringan seperti keripik kentang. Pisau 5 atau 10-geser bergerak dengan kecepatan konstan melalui material spesimen, mengompresi, memotong, dan mengekstrusi melalui alas yang berlubang. Pengujian dilakukan pada jumlah sampel yang telah ditentukan. Beberapa bilah memberikan pengukuran untuk beberapa posisi pada waktu yang sama, mengkompensasi penyimpangan tekstur lokal. Dalam uji Warner Bratzler, sebuah pisau memotong spesimen. Perilaku geser memberikan informasi tentang ketangguhan dan kelembutan produk daging dan ikan, kerenyahan sosis, serta ciri gigitan kue dan pastri. Pisau lurus terutama digunakan untuk spesimen persegi panjang dan pisau berlekuk untuk spesimen bundar seperti sosis. Karena reprodusibilitas hasil yang baik, uji ini banyak digunakan. Dalam uji lentur 3 titik, spesimen terletak pada dua landasan dan dibebani secara terpusat dengan landasan atas. Rentangnya dapat disesuaikan dengan spesimen. Pengujian ini sangat ideal untuk produk brittle, yang diproduksi dengan ukuran spesimen yang identik, misalnya wafel, kue, batang coklat, dan produk mie. Kekuatan lentur dan kekuatan patah, kemampuan retak dan kerapuhan memungkinkan kesimpulan yang diambil untuk resep yang berbeda. Selanjutnya Anda dapat menganalisis pengaruh kelembaban, waktu dan suhu pemanggangan serta pengemasan dan penyimpanan terhadap karakteristik produk. Juga untuk penentuan perilaku penumpukan Dalam uji kompresi, spesimen lebih kecil dari cetakan kompresi. Bahkan di bawah kompresi, spesimen tidak boleh melewati tepi dari die. Pengujian kompresi dilakukan pada spesimen brittle untuk mengetahui kerapuhan, kesegaran, dan kekerasan spesimen seperti permen, biji kopi, atau buah untuk penentuan perilaku susun. Pengujian dilakukan sebagai prosedur siklik pada benda uji elastis seperti roti, kue, keju, ikan, dan marshmallow Spesimen dikompresi dua kali hingga derajat tertentu dan kemudian telah terkompresi. Perilaku kompresi dan pemulihan menunjukkan kekencangan, kekakuan, derajat kematangan, dan sifat visko-elastis. Sel OTMS Ottawa Texture Measuring System menentukan kekencangan produk dengan kompresi dan ekstrusi. Ini digunakan untuk menentukan karakteristik seperti kematangan, kelembutan, kerenyahan atau pekerjaan ekstrusi pada jumlah sampel yang ditentukan. Metode ini cocok untuk produk yang mudah diekstrusi seperti sayuran kaleng, keju krim, dan pâté. Ini juga dapat digunakan untuk ekstrudat dan sereal. Berbagai pelat ekstrusi dan sisipan reduksi untuk mengurangi volume membuatnya mudah untuk menyesuaikan perlengkapan ke bahan spesimen yang berbeda. Pengukuran gaya kompresi murni dimungkinkan dengan penggunaan pelat penyegel. Beberapa proses pembuatan secara bertahap memecah jaringan kristal lemak pada lemak seperti mentega dan margarin. Perubahan material ini diukur dengan pekerjaan pelunakan atau kekerasan yang tersisa. Die ekstrusi belakang dengan banyak lubang mengekstrusi lemak dalam beberapa siklus. Pengujian menentukan kekerasan yang tersisa setelah jumlah siklus yang ditentukan atau jumlah siklus yang diperlukan untuk mencapai kekerasan tersisa yang telah ditentukan. Dengan urutan pengujian lainnya, perlengkapan tersebut juga digunakan untuk es krim, keju segar, atau pasta yang dimasak. Perpanjangan, elastisitas, lengketnya adonan dan gluten Uji tarik adonan adalah uji tarik skala mikro hanya diperlukan sedikit tepung atau adonan. Pengujian tersebut menentukan karakteristik pemrosesan, kelenturan, elastisitas, dan kekakuan adonan dan glutens. Ini berguna untuk perbandingan tepung dan bahan kue yang berbeda serta untuk menentukan pengaruhnya terhadap makanan yang dipanggang. Berbagai resep, jenis dan waktu pengolahan serta bahan tambahan dapat ditingkatkan untuk mencapai produk akhir yang optimal. Sebagai alternatif, pengikat dapat digunakan untuk menentukan karakteristik elastis dari permen karet. Alat uji ini digunakan untuk menentukan kekencangan mentega menurut ISO 16305. Dalam pengujian ini kawat baja tahan karat memotong kubus mentega yang sudah ditentukan. Uji ini sangat bergantung pada suhu dan dilakukan dengan metode standar dalam wadah air dengan temperature sedang. Pemotong mentega juga digunakan untuk penentuan kekuatan pemotongan keju, telur, sayuran, dan buah. Kematangan buah / sayur, kekerasan kulit Uji penetrasi, juga disebut "puncture tes" atau "penetrasi paksa", sering digunakan untuk menguji tingkat kematangan buah dan sayuran serta kekuatan kulit. Jarum suntik didorong ke dalam spesimen hingga kedalaman tertentu. Tergantung pada kulit dan konsistensi pulpa, kurva yang khas muncul. ZwickRoell telah mengembangkan berbagai alat penguji kekerasan untuk ikan dan daging. Silinder kompresi dengan luas permukaan yang besar digunakan sebagai indentor untuk mengukur kekerasan sosis atau kesegaran ikan dan mendapatkan data kendali mutu yang sebanding. Makanan berubah karakteristiknya tergantung pada kelembapan dan suhu lingkungan. Sesuai dengan sensitivitas produk, mungkin perlu untuk memprakondisikan spesimen atau menguji di bawah suhu konstan yang ditentukan. Contohnya adalah pengujian es krim pada suhu penyimpanan -20 °C, atau pengujian keju pizza pada suhu sekitar +80 °C. ZwickRoell telah mengembangkan ruang suhu terutama untuk aplikasi ini untuk digunakan dengan penganalisis tekstur zwickiLine. Suhu terpisah atau temperature ruang juga tersedia sesuai dengan kebutuhan Anda. Anda memiliki produk dengan karakteristik yang mencolok dan ingin memilih metode pengujian yang paling sesuai? Hal tersebut membutuhkan alat uji atau perlengkapan yang unik. ZwickRoell dapat mengembangkan dan menghasilkan alat yang paling sesuai untuk produk dan metode pengujian Anda. Dan jika diperlukan, Anda akan menerima program perangkat lunak yang spesifik khusus untuk pelanggan yang digunakan untuk urutan tes dan hasil tes Anda. Dengan memutar video ini, Anda menyetujui penggunaan cookie serta transfer data ke YouTube di AS. Pemberitahuan privasi data tambahan. Temukan selengkapnya Simulasi perilaku mengunyah melalui kompresi dan ekstrusi dengan sel Ottawa sel OTMS Simulasi perilaku mengunyah melalui kompresi dan ekstrusi dengan sel Ottawa sel OTMS Dengan memutar video ini, Anda menyetujui penggunaan cookie serta transfer data ke YouTube di AS. Pemberitahuan privasi data tambahan. Temukan selengkapnya Analisis tekstur mie Analisis tekstur mie dengan mesin uji bahan ZwickRoell zwickiLine Dengan memutar video ini, Anda menyetujui penggunaan cookie serta transfer data ke YouTube di AS. Pemberitahuan privasi data tambahan. Temukan selengkapnya Analisis Tekstur Keju Analisis tekstur keju dengan mesin uji bahan ZwickRoell zwickiLine Dengan memutar video ini, Anda menyetujui penggunaan cookie serta transfer data ke YouTube di AS. Pemberitahuan privasi data tambahan. Temukan selengkapnya Analisis tekstur chip Analisis tekstur chip dengan mesin uji bahan ZwickRoell zwickiLine Dengan memutar video ini, Anda menyetujui penggunaan cookie serta transfer data ke YouTube di AS. Pemberitahuan privasi data tambahan. Temukan selengkapnya Analisis tekstur sosis Vienna Analisis tekstur sosis Vienna dengan mesin uji bahan ZwickRoell zwickiLine Dengan memutar video ini, Anda menyetujui penggunaan cookie serta transfer data ke YouTube di AS. Pemberitahuan privasi data tambahan. Temukan selengkapnya Analisis tekstur apel Analisis tekstur dengan mesin uji zwickiline material ZwickRoell Dengan memutar video ini, Anda menyetujui penggunaan cookie serta transfer data ke YouTube di AS. Pemberitahuan privasi data tambahan. Temukan selengkapnya Uji lentur 3 titik pada crispbread Uji lentur 3 titik pada crispbread dengan mesin uji bahan zwickiLine Dengan memutar video ini, Anda menyetujui penggunaan cookie serta transfer data ke YouTube di AS. Pemberitahuan privasi data tambahan. Temukan selengkapnya Analisis tekstur hamburger / bakso dengan sel geser Kramer Analisis tekstur dengan mesin uji bahan ZwickRoell zwickiLine, uji dengan sel geser Kramer Ekstraksi spesimen harus selalu dilakukan di lokasi yang sama, misalnya ekstraksi keju harus selalu dilakukan pada jarak yang sama dari kulit buah. Arah pengambilan spesimen harus diperhatikan jika bahan uji memiliki struktur seperti serat pada daging anisotropi. Tepi kasar yang dihasilkan dari alat pemotong tumpul meningkatkan ketidakhomogenan spesimen, sehingga mempengaruhi jalannya pengujian, misalnya pecahnya pasta mi dan lasagna. Pemotongan paralel juga penting untuk distribusi tegangan yang homogen selama pengujian lihat gambar. Beban harus diterapkan pada sampel sehingga hanya pengaruh yang diinginkan yang disertakan dalam hasil pengujian. Ini paling baik dijelaskan dengan menggunakan apel sebagai contoh lihat gambar 3. Kami mencari dan menemukan solusi pengujian yang optimal untuk setiap kebutuhan Anda. Hubungi pakar industri kami. Kami berharap dapat mendiskusikan kebutuhan Anda. Hubungi kami Beranda Articles Pedoman teknis Pengujian Pangan Pengujian Pangan . PENGUJIAN BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA . 1. Latar BelakangDalam rangka menjamin keamanan pangan bagi masyarakat Indonesia, Badan POM RI menyelenggarakan Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. Salah satu strategi implementasi program penyelenggaraan pasar aman dari bahan berbahaya adalah Program Pengawasan Keamanan Pangan Pasar. Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mendukung program ini adalah Identifikasi pasar tradisional untuk pengendalian bahan berbahayaIdentifikasi pedagang pasar dan inventarisasi bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahayaPengambilan contoh sampling bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahayaPengujian dan pelaporan hasil pengujian bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahayaMonitoring dan evaluasiKegiatan pengujian sampel bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya dalam rangka penyelenggaraan program pasar aman dari bahan berbahaya bertujuan untuk Mengidentifikasi jenis-jenis produk apa saja yang merupakan bahan berbahaya dan pangan yang mengandung bahan berbahaya yang masih beredar di kondisi/status keamanan produk-produk pangan dari penyalahgunaan bahan berbahaya yang dijual pada setiap pasar. Data ini sangat bermanfaat untuk tahapan kegiatan selanjutnya yaitu monitoring dan bahan berbahaya pada produk-produk hasil sampling di pasar dilakukan menggunakan kit pengujian cepat rapid test kit. Pengujian sampel harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang diberikan oleh masing-masing kit TujuanModul Pengujian Dan Pelaporan Hasil Pengujian Bahan Berbahaya Dan Pangan Yang Diduga Mengandung Bahan Berbahaya ini disusun sebagai panduan yang dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan khususnya Fasilitator Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya atau petugas yang berwenang untuk melakukan pengujian dan pelaporan hasil pengujian sampel bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan Ruang LingkupModul ini akan menjelaskan cara pengujia cepat bahan-bahan berbahaya pada sampel-sampel yang diduga sebagai bahan berbahaya dan pangan yang mengandung bahan 4 empat pengujian bahan berbahaya yang mengandung kit pengujian cepat rapid test kit yang dijelaskan pada modul ini, yaitu Kit pengujian cepat boraksKit pengujian cepat formalinKit pengujian cepat kuning metanil Methanyl YellowKit pengujian cepat rhodamin BSelain itu, dijelaskan pula cara pelaporan hasil pengujian sampel yang telah CARA PENGUJIAN CEPAT SAMPEL BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYASaat ini alat uji cepat bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya banyak terseda di pasaran dengan berbagai merk dagang sesuai produsen pembuatnya. Masing-masing alat uji cepat tersebut dilengkapi dengan petunjuk cara penggunaan, oleh karena itu penting untuk diperhatikan bahwa penggunaan alat uji cepat atau rapid test kit harus mengikuti petunjuk penggunaan yang diberikan oleh produsen. Pada prinsipnya pengujian cepat menggunakan rapid test kit untuk setiap parameter bahan berbahaya sama namun karena merk rapid test kit yang digunakan berbeda-beda setiap tahunnya maka cara penggunaan agar menyesuaikan dengan petunjuk penggunaan yang diberikan oleh produsen. Pada modul ini akan dijelaskan cara penggunaan alat pengujian cepat rapid test kit yang digunakan oleh Badan POM yang masih mengacu kepada cara penggunaan rapid test kit sesuai merk yang digunakan pada tahun Petunjuk Penggunaan Rapid Test Kit Boraks* Prinsip uji cepat boraks adalah pembentukan senyawa rososianin berwarna merah dari Boron dan Kurkumin. Perhatian Jika pereaksi I Boraks terkena kulit, cuci segera dengan air dan sabunJauhkan rapid test kit dari jangkauan Simpan pada suhu ruangSimpan kertas pereaksi II Boraks dalam wadah tertutup rapat dan tidak terkena sinar secara Petunjuk Penggunaan Rapid Test Kit Formalin*Prinsip uji cepat formalin adalah pembentukan senyawa kompleks berwarna merah ungu dari reaksi antara formaldehid dan 4-amino-3-hidrazino-5-mercapto-1,2,4-Triazole. Perhatian Jika pereaksi I Formalin terkena kulit, cuci segera dengan air dan sabunJauhkan rapid test kit dari jangkauan Simpan pada suhu Petunjuk Penggunaan Rapid Test Kit Kuning Metanil Methanyl Yellow*Prinsip uji cepat kuning metanil adalah pembentukan warna ungu kecokelatan dari kuning metanil dengan asam. Perhatian Jika pereaksi I Formalin terkena kulit, cuci segera dengan air dan sabunJauhkan rapid test kit dari jangkauan Simpan pada suhu Petunjuk Penggunaan Rapid Test Kit Rhodamin B*Prinsip uji cepat rhodamin B adalah pembentukan senyawa kompleks berwarna ungu lembayung dari rhodamin B dengan Garam Antimon yang larut dalam pelarut organik. Perhatian Jika pereaksi I Formalin terkena kulit, cuci segera dengan air dan sabunJauhkan rapid test kit dari jangkauan Simpan pada suhu Jenis Bahan Berbahaya yang Diujikan Pada Sampel PanganHal yang harus diperhatikan oleh petugas yang akan melakukan pengujian bahan berbahaya pada sampel produk pangan adalah tidak seluruh jenis bahan berbahaya Boraks, Formalin, Kuning Metanil, dan Rhodamin B diujikan pada satu sampel adalah parameter uji bahan berbahaya yang harus dilakukan pada jenis-jenis produk pangan yang telah di-sampling 3. PELAPORAN HASIL PENGUJIAN SAMPEL BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN Cara Pelaporan Hasil PengujianData hasil pengujian sampel yang diduga mengandung bahan berbahaya dari setiap pedagang pada satu pasar yang sama dilaporkan ke dalam Tabel Pelaporan Hasil PengujianSetelah semua data hasil pengujian dimasukkan dengan benar, data tersebut diolah dengan program untuk mengetahui jumlah sampel yang tidak memenuhi syaratBerikut contoh pelaporan hasil pengujian sampelLampiran 1. Pelaporan hasil pengujian sampel bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahayaForm P04PELAPORAN HASIL PENGUJIAN BAHAN BERBAHAYA DAN PANGANYANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYATerminologiSampel adalah contoh produk hasil sampling yang diuji keberadaan satu atau lebih jenis bahan berbahaya. Kelompok sampel dibedakan ke dalam dua kolom > Bahan berbahaya, jenis produk yang diisikan pada kolom ini adalah produk yang teridentifikasi ke dalam kelompok bahan berbahaya pada Formulir Pendataan Pedagang> Pangan, jenis produk yang diisikan pada kolom ini adalah produk-produk yang teridentifikasi ke dalam kelompok pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya pada formulir pendataan pedagangPetunjuk Pengisian Formulir ini diperuntukkan untuk data suatu pasarIsilah hasil pengujian sampel bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya dari setiap pedagang pada kolom yang tersediaApabila pengujian sampel memberikan hasil positif, isikan angka “1” pada kolom hasil uji bahan berbahaya yang diujikanApabila pengujian sampel memberikan hasil negatif, isikan angka “0” pada kolom hasil uji bahan berbahaya yang diujikan * Diisi “1” pada kolom yang tepat jika sampel positif mengandung bahan kimia yang diuji merupakan produk TMS = Tidak Memenuhi Syarat; atau “0” pada kolom yang tepat jika sampel negatif tidak mengandung Bahan kimia yang diujiKota/Kabupaten, Tanggal/bulan/tahunFasilitator/PetugasNama Fasilitator/Petugas 1 ttdNama Fasilitator/Petugas 1 ttdSumber Buku Pelatihan Fasilitator Pasar Aman Dari Bahan BerbahayaPengujian Bahan Berbahaya dan Pangan Yang Diduga Mengandung Bahan BerbahayaPengarah Drs. Suratmono, Mustofa , Apt., Prof. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, Gitapratiwi, Herawati, Bosar Pardede, Apt., Ani Rohmaniyati, Apt., Yayan Cahyani, AptRatminah, Apt., Apt., Views 13964 loading... Kompetensi yang Dibutuhkan untuk Bekerja di bagian Quality ControlDalam upaya mendukung performanya, seorang yang bekerja pada bidang Quality Control harus mempunyai beberapa kompetensi, antara laina. Memimpin tim dengan baikb. Memahami standar mutu pangan, baik skala nasional atau internasionalc. Merencanakan, mengarahkan, dan mengendalikan proses produksid. Analisis parameter mutu bahan pembuatan produk ke dalam sifat kimia, fisik, dan biologise. Mencari tahu potensi pengembangan produkf. Memiliki ketrampilan komputer yang baik termasuk Microsoft Office dan databaseg. Time management, memahami apa yang perlu dilakukan segera dan apa yang dilakukan Quality Control Bekerja?Penekanan Quality Control terletak pada pengujian produk untuk mendapatkan produk yang mengalami kecacatan. Dengan cara memilih produk yang akan diuji, biasanya mereka melakukan pemilihan produk secara acak atau dengan teknik sampling. Setelah itu mereka menguji produk yang cacat dan akan dilaporkan kepada manajemen pembuat keputusan apakah produk dapat diterima atau menjadi seorang Quality Control, salah satunya Anda harus lulus Pendidikan Strata 1 S1. Jurusan kuliah yang sesuai untuk Quality Control di Industri Makanan yang sesuai adalah jurusan Teknologi Pangan. Sebab, di jurusan ini Anda nanti akan mempelajari proses produksi makanan dari pertama kali makanan diolah, Anda juga akan memastikan apakah makanan aman untuk dikonsumsi dan sudah memenuhi kebutuhan gizi konsumen. Selain itu, di jurusan ini Anda akan mempelajari proses pengemasan, pengawetan, distribusi, dan penyimpanan Apa Saja yang Harus Dipersiapkan?Teknologi pangan adalah jurusan yang fokus untuk mempelajari prinsip teknik, fisika, dan kimia untuk menunjang proses pemilihan bahan baku pangan hingga proses pembuatan, pengemasan, dan distribusi produk awal kuliah, akan di ajarkan kembali berhubungan dengan cabang ilmu pengetahuan alam, seperti fisika, kimia, dan biologi. Tahun-tahun berikutnya, mahasiswa/i akan diarahkan untuk mata kuliah khusus, yaitu bioteknologi. Produk makanan dan minuman tidaklah lepas dari pengujian kualitas, justru pengujian kualitas makanan dan minuman menjadi lebih ketat semenjak pandemi berlangsung. Kebutuhan yang semakin meningkat juga menyebabkan pengujian yang dilakukan haruslah optimal dan efisien baik terhadap hasil maupun waktu analisanya. Salah satu faktor efisien dan optimalnya suatu analisa adalah pemilihan instrument dalam analisa. Lalu seberapa besar pengaruh penggunaan instrumen yang lebih modern dibandingkan instrumen semi atau konvensional pada analisa yang dilakukan? Artikel ini akan membahas instrument yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI nomor 2891 tahun 1992. Makanan bergizi adalah kebutuhan wajib yang harus dipenuhi oleh semua orang. Kekurangan makanan bergizi dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan seperti mudah kedinginan, mudah lelah, penurunan berat badan hingga turunnya daya tahan tubuh. Gizi yang terkandung dalam makanan atau suatu minuman tertentu tentunya tidak lepas dari pemantauan kualitas yang selalu dilakukan oleh produsen. Pemantauan kualitas ini dilakukan dengan melakukan pengujian berbegai parameter pada produk. Adapun parameter uji tersebut disebutkan dalam Standar Nasional Indonesia SNI nomor 2891 tahun 1992, yakni kadar air, kadar abu, protein, lemak, karbohidrat, laktosa, serat kasar, kekentalan, bagian yang tak larut dalam air, kehalusan, NaCl, pH, dan bobot jenis. Penjelasan beberapa pengujian ini dapat simak pada penjabaran dibawah ini. 1. Kadar Air Dalam produk makanan, kadar air berfungsi untuk membentuk dan mempertahankan tekstur makanan, serta berperan untuk menentukan rasa, berat, dan umur simpan dari produk makanan. Jika kadar air berlebih maka tekstur produk akan menjadi lembek, bahkan dapat menyebabkan penggumpalan dan penyumbatan pada pipa selama proses produksi. Semakin besar kadar air dalam produk pangan juga memicu kecepatan bakteri untuk tumbuh yang dapat menyebabkan rusaknya produk. Sebaliknya, jika kadar air dalam suatu produk kurang produk akan cenderung kaku dan mempengaruhi konsistensi produk yang dihasilkan. Estimasi kadar air dari beberapa produk makanan ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Kadar Air Beberapa Produk Makanan Nielsen, 2010 No Makanan Kadar Air % 1 Yogurt , tanpa rasa dan rendah lemak 2 Susu, rendah lemak, cair 3 Sereal jagung 4 Mentega asin 5 Biskuit asin Secara umum kadar air ditentukan dengan menggunakan metode termogravimetri thermogravimentry dan titrasi karl fisher Karl Fisher Titration. Metode termogravimetri direkomendasikan dalam Standar Nasional Indonesia SNI serta beberapa official metode seperti pada Association of Official Analytical Chemists AOAC dan Food and Drugs Administration FDA. Pada prinsipnya, metode termogravimetri dilakukan dengan membandingkan bobot sampel sebelum dan setelah pemanasan dilakukan pada sampel. Alat yang digunakan pun beragam, seperti oven, forced draft oven ataupun vacuum oven yang didukung dengan neraca analitik dan desikator, moisture analyzer, microwave analyzer, serta infrared drying oven. Namun dari seluruh alat yang telah disebutkan, alat yang paling umum digunakan adalah oven, forced draft oven ataupun vacuum oven yang didukung dengan neraca analitik analytical balance dan desikator. Alur dari uji kadar air ini dapat dilihat pada Gambar 1 dan hasil kadar air dapat ditentukan dengan rumus dengan W0 adalah berat wadah g W1 adalah berat wadah dengan contoh g W2 adalah berat wadah contoh uji setelah dikeringkan g Gambar 1. Alur Pengujian Kadar Air dengan Metode Drying Oven Sedikit berbeda dengan metode drying oven, metode termogravimetri juga dapat menggunakan alat berupa moisture analyzer, yang ditujukkan pada Gambar 2a. Metode lainnya, yakni metode titrasi Karl Fisher Karl Fisher titration dilakukan dengan menggunakan alat titrator otomatis karl fisher automatic Karl Fisher Titrator dengan prinsip titrasi reduksi-oksidasi redoks antara iodin dan sulfit dengan media berupa metanol dan piridina. Contoh tampilan alat titrator Karl Fisher dapat dilihat pada Gambar 2b. Perbedaan metode ini dengan metode termogravimetri adalah pada penggunaannya dimana metode ini digunakan untuk bahan - bahan pangan yang sensitif terhadap panas seperti sayuran dan buah-buahan kering AOAC method E-G, cokelat AOAC method kopi panggang, minyak dan lemak AOAC method serta makanan dengan kadar air rendah namun memiliki kadar protein atau gula yang tinggi. Reaksi yang terjadi pada saat proses titrasi karl fisher adalah sebagai berikut Gambar 2. Alat Moisture Analyzer a, Alat Titrator Karl Fisher b Selain metode termogravimetri dan metode titrasi Karl Fisher, terdapat metode lainnya yang direkomendasikan oleh Standar Nasional Indonesia SNI nomor 2981 tahun 1992, yakni metode destilasi refluks. Prinsip metode ini didasarkan pada pemisahan zat azeotropik dengan pelarut organik dengan pelarut xylol dan toluena. Metode ini dapat digunakan untuk sampel seperti rempah – rempah AOAC method keju AOAC method dan pakan hewan AOAC method Namun metode ini masih menggunakan alat – alat kaca glassware sehingga masih bersifat manual dan beresiko untuk keselamatan analis karena rangkaian yang mudah pecah. 2. Kadar Protein Analisa kadar protein penting dilakukan untuk pengisian label nutrisi, penentuan harga pada produk, investigasi fungsi sifat, serta penentuan aktivitas mikrobiologi. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui total kandungan protein, kandungan protein khusus dalam suatu campuran, kandungan protein selama proses isolasi dan pemurnian protein, non-protein nitrogen, komposisi asam amino, serta nilai nutrisi protein suatu produk. Dalam hal ini, Standar Nasional Indonesia Nomor 2981 Tahun 1992 merekomendasikan metode Kjeldahl dan metode formol untuk penentuan protein. Metode Kjeldahl ditentukan melalui 3 tahap, yakni tahap destruksi, tahap destilasi dan tahap titrasi. Pada prinsipnya, metode ini didasarkan pada pengubahan molekul protein menjadi gas ammonia yang ditangkap oleh asam borat dan ditentukan kadarnya dengan cara titrasi. Metode ini menggunakan reagen berupa asam sulfat pekat H2SO4, Kalium Sulfat K2SO4, dan Tembaga Sulfat CuSO4 pada tahap destruksi, sedangkan pada tahap destilasi digunakan reagen NaOH dan Asam borat dan diakhiri dengan menitar destilat hasil destilasi dengan larutan asam dengan indikator tertentu. Larutan indikator yang biasanya digunakan adalah larutan bromkresol hijau bromcresol green dan metil merah methyl red, beberapa literatur juga menyebutkan bahwa indikator phenolphtalein PP dapat digunakan untuk tahapan titrasi metode Kjeldahl. Persamaan reaksi dari keseluruhan tahapan metode Kjeldahl adalah sebagai berikut Metode ini dijelaskan lebih rinci pada artikel sebelumnya yang memuat uji protein pada produk olahan susu dairy product. Terkait alat yang dapat digunakan untuk metode ini, rangkaian alat kaca glassware tetap dapat digunakan. Namun, banyak analis yang setuju bahwa menggunakan peralatan manual ini kurang efisien karena waktu yang dibutuhkan cukup lama baik dalam proses destruksi maupun dalam proses destilasi dan titrasi. Terlebih lagi, titrasi manual dengan menggunakan buret kaca masih berpotensi terjadinya human error berupa kesalahan paralaks serta hasil yang masih berisfat subjektif dan analis masih harus menghitung kadar protein secara manual beserta dengan estimasi ketidakpastian dari analisa yang dilakukan. Hal ini tentunya berbeda jika metode Kjeldahl dilakukan dengan menggunakan instrument modern, yang mana dalam hal ini alat digester Kjeldahl serta Unit Destilator Kjeldahl UDK dapat digunakan, bahkan terdapat Unit Destilator Kjeldahl UDK yang sudah dilengkapi dengan titrator atau analisa dapat menggunakan automatic titrator pada saat tahap titrasi. Perbedaan rangkaian alat manual dan alat modern untuk metode Kjeldahl ini dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Rangkaian Uji Kjeldahl a Secara Manual, b Modern Adapun kelebihan dan kekurangan pemakaian alat manual maupun modern telah dirangkum pada Tabel 2. Dari Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan instrumentasi modern untuk metode Kjeldahl dapat dijadikan sebagai referensi karena dapat meningkatkan efisiensi analisa pada sisi waktu maupun akurasi analisa. Tabel 2. Metode Kjeldahl Manual vs Modern Parameter Menggunakan Instrument Cara Manual Efisiensi Waktu Relatif lebih cepat dengan estimasi waktu - Tahap Destruksi ±120 menit - Tahap Destilasi ± 5 Menit - Tahap Destilasi dan Titrasi ± 5 menit Relatif lebih lama dengan estimasi waktu - Tahap Destruksi ± 360 menit - Tahap Destilasi tidak dapat ditentukan pasti optimalnya - Tahap Titrasi ± 10 menit Sifat Hasil Titrasi Objektif Subjektif karena berpotensi terjadinya human error seperti kesalahan paralaks Hasil Muncul Angka pada display Alat dalam % protein, N mg, mg Protein Dihitung dengan perhitungan manual Akurasi Tercantum pada spesifikasi Alat Diketahui melalui perhitungan estimasi ketidakpastian Keamanan untuk analis Lebih aman karena dilengkapi dengan adanya protection guard dan alarm pada alat Lebih beresiko pada analis untuk terpapar residu reagen ataupun pecahnya rangkaian alat. Biaya Relatif lebih mahal Relatif lebih murah 3. Kadar Lemak Selain protein, lemak adalah parameter yang penting untuk dipantau karena jika kadar lemak pada makanan terlalu banyak, maka dapat menyebabkan dampak negatif seperti obesitas, kolesterol tinggi, darah tinggi, penyakit jantung koroner dan lainnya. Oleh karena itu, lembaga kesehatan dunia World Health Organization/WHO menghimbau untuk mengurangi jumlah asupan lemak total hingga kurang dari 30%. Dalam penentuan lemak, salah metode yang direkomendasikan dalam Standar Nasional Indonesia SNI nomor 2891 Tahun 1992 adalah metode ekstraksi pelarut atau sering disebut sebagai metode Sokletasi. Metode ekstraksi ini dilakukan dengan merendam sampel menggunakan pelarut murni dalam suatu siklus tertentu. Metode ini juga menganut prinsip gravimetri dengan membandingkan bobot sebelum dan setelah proses ekstraksi dan pengeringan menggunakan oven. Rumus yang digunakan untuk menentukan kadar lemak dapat ditulis sebagai berikut Meski metode ini sangat umum digunakan, namun metode sokletasi masih tergolong manual, yakni dengan menggunakan rangkaian alat kaca glassware dan hotplate/ heating mentle. Rangkaian alat kaca tersebut terdiri dari labu alas bulat, tabung soklet, batu didih dan kondensor yang dapat ditunjukkan pada Gambar 4. Pada Gambar 4 juga dapat dilihat 1 siklus dalam proses ekstraksi sokletasi. Keseluruhan proses sokletasi ini biasanya dilakukan selama ± 6 jam. Namun hal ini kuranglah efisien jika sampel yang diterima analis terlampau banyak. Tentunya penggunaan instrumentasi modern sangat membantu untuk kebutuhan ini. Gambar 4. Rangkaian Alat Sokletasi Dengan penggunaan instrument, waktu ekstraksi secara keseluruhan yang dibutuhkan hanyalah berkisar ± 2 jam yang mana metode ini disebut sebagai metode Randall. Sedikit berbeda dengan metode sokletasi, metode ini berprinsip pada perendaman pada pelarut panas sehingga ekstraksi Metode ini terdiri dari 3 sampai 5 tahap, yakni tahap perendaman immersion, tahap pencucian washing, tahap pemulihan pelarut serta tahap tambahan seperti tahap pengangkatan sampel removing dan tahap pendinginan. Penjelasan lebih detail terhadap metode ini dapat dibaca pada artikel sebelumnya. Selain efisiensi waktu, keuntungan lainnya adalah pelarut yang digunakan lebih sedikit, pelarut yang telah digunakan pun dapat digunakan untuk jenis sampel yang sama, ekstraksi dapat dilangsungkan pada 3 sampai 6 sampel berbeda, dan lebih aman untuk analis. Adapun keseluruhan tahapan dari pengujian lemak ini ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5. Tahapan Pengujian Lemak dengan Metode Ekstraksi Pelarut 4. pH PH adalah derajat keasaman suatu material atau minus dari logaritma konsentrasi ion hidrogen yang terkandung dalam sampel. Parameter ini sangatlah penting untuk dipantau karena pH merupakan tolak ukur kondisi munculnya kontaminasi bakteri, jamur ataupun mikroorganisme lainnya pada produk yang dapat menyebabkan kerusakan pada tekstur, perubahan rasa, maupun gizi produk terkait. Dalam pengukuran pH sampel makanan dan minuman, disarankan dalam Standar Nasional Indonesia SNI Nomor 2891 Tahun 1992 untuk menggunakan alat pH meter. Namun, perlu menjadi catatan untuk seluruh analis bahwa perlakuan pengujian pH pada setiap sampel makanan dan minuman tidaklah sama. Hal ini dikarenakan setiap makanan dan minuman memiliki variasi bentuk maupun kandungan yang berbeda – beda sehingga kebutuhan elektroda pengukur pH dari masing – masing jenis makanan pun berbeda – beda. Lalu apa yang terjadi jika elektroda yang digunakan tidak cocok incompatible pada makanan yang hendak diuji? Hal ini tentunya dapat menyebabkan pembacaan lambat, siklus dalam elektroda yang tidak teratur akibat terblokadenya junction pada elektroda, atau bahkan dapat menyebabkan munculnya error pada display karena tidak dapat terbacanya aktivitas ion hidrogen H+ pada sampel. Sebagai contoh, pengukuran pH pada produk olahan susu dairy products seperti susu cair membutuhkan elektroda khusus yang memiliki tipe junction annular sleeve sure-flow, sedangkan produk keju lebih disarankan untuk menggunakan elektroda dengan tipe junction keramik ceramic dengan ujung yang tajam spear tip. Hal ini karena partikel – partikel teremulsi pada susu yang bergerak dapat mengakibatkan tersumbatnya atau terblokadenya junction pada elektroda jika elektroda yang digunakan tidak sesuai. Lebih jauhnya terkait pengujian pH pada sampel makanan dapat dibaca di artikel “Uji pH pada Makanan”. Sebelum pH meter digunakan pada sampel, alat harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan buffer pH. Larutan pH yang dapat digunakan untuk kalibrasi pH meter pun beragam, yakni dapat menggunakan larutan buffer dengan kode warna buffer color coded atau menggunakan buffer tipe IUPAC. Kalibrasi dapat dilakukan dengan menggunakan 2 sampai 5 titik kalibrasi, bergantung pada regulasi yang diacu oleh analis yang bersangkutan. Namun, titik kalibrasi yang umum digunakan adalah pada pH dan Adapun contoh alat pH meter beserta larutan buffer pH yang dapat digunakan ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6. Alat pH meter beserta larutan buffer pH Dalam segi perawatan dan penyimpanan, elektroda yang diperuntukan untuk sampel makanan dan minuman haruslah segera dibersihkan setelah digunakan. Hal ini untuk mencegah tertinggalnya residu sampel pada badan elektroda khususnya pada bagian balb. Jika terdapat residu yang tertinggal pada balb elektroda, maka elektroda tersebut harus dibersihkan menggunakan cairan pembersih khusus elektroda, yakni dengan merendamnya dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan petunjuk yang diarahkan. Untuk penyimpanan, selalu simpan elektroda dengan posisi balb elektroda terendam dalam larutan penyimpan storage solution sehingga balb elektroda tetap terhidrasi dengan optimal. Referensi Appoldt, Yvonne dan Gina Raihani. 2017. Determining Moisture Content, diakses pada Hari Jumat Tanggal 2 Juli 2021 Pukul WIB Badan Standardisasi Nasional. 1992. Standard Nasional Indonesia Nomor 2891 “Cara Uji Makanan dan Minuman” Food and Drugs Administration. 2014. Water Activity wa in Foods, diakses pada Hari Selasa Tanggal 6 Juli 2021 Pukul WIB Nielsen, 2010. Food Analysis Fourth Edition. West Lafayette Springer Thermo Scientific. 2014. Application Note Measuring pH of Non Aqueous and Mixed Samples. Thermo Scientific. 2014. PH Measurement Handbook. Velp Scientifica. 2015. Application Note Crude Fat Determination in Meat Products. Italy Velp Scientifica Company

proses pengujian produk makanan